Ads by Smowtion

Tuesday, March 6, 2012

Kemhan Siapkan Opsi Pembelian Tank Dari Jerman


Selain tank Leopard 2A4, Jerman juga menawarkan 2A5 bekas pakai yang akan diupgrade kemampuannya setara type 2A6 kepada Indonesia (Foto: Krauss-Maffei Wegmann GmbH & Co. KG.)

JAKARTA - Kementerian Pertahanan RI (Kemhan) memilih opsi pengadaan tank Leopard dari Jerman untuk antisipasi jika Belanda menolak rencana Indonesia membeli tank bekas pakai Angkatan Daratnya.

Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsuddin, mengatakan, Jerman merupakan original country dari pembuat Leopard. Setiap pembelian tank Leoprad tentunya harus menggunakan izin penjualan dari Jerman. Meskipun yang dibeli bekas pakai negara diluar Jerman.

"Opsi yang Kemhan lakukan tidak semata-mata dari Belanda. akan kita lihat proses mana yang lebih mudah, lebih lancar, lebih efisien. Itu yang kami simpulkan nanti pilih yang mana," ungkapnya di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (6/3).

Saat ini pihaknya sedang mengadakan observasi yang dilaksanakan oleh tim Angkatan Darat untuk mengetahui keunggulan, baik secara teknis maupun taktik.

"Dari Jerman mengusulkan adanya kerjasama modernisasi secara government to government. Artinya, pembelian Leoprad tidak hanya membeli peralatannya, namun juga sistemnya," ungkapnya.

Kemhan secara politik juga masih menunggu jawaban final dari Pemerintah Belanda. Terutama sinkronisasi pemerintah dengan parlemen di Belanda.

"Apapun hasilnya akan kita tunggu. Tapi kami terus menyiapkan opsi. Sehingga tidak menggangu target modernisasi peralatan sampai tahun 2014," tegasnya.

Meski demikian, sampai saat ini pemerintah belum melakukan negosiasi dengan Jerman untuk pembelian tank tersebut. Pemerintah menganggarkan US$280 juta untuk pengadaan Leopard.

Dia menuturkan, Indonesia masih mempunyai waktu untuk melihat kesimpulan akhir dari Belanda pada akhir Maret ini. Jika kesimpulan sudah dibuat Belanda sebelum akhir Maret, maka kerjasama tetap dilanjutkan.

"Tetapi seandainya melewati batas waktu yang ditentukan akan kami lewatkan. Opsinya tetap dua Jerman dan Belanda," katanya.

Sumber : VIVANEWS.COM

No comments:

Post a Comment