JAKARTA - Usai memimpin gladi resik HUT ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin (3/10) Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan ada dua agenda penting TNI yang mendesak dilaksanakan, yaitu pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan alutsista. Dan guna mewujudkan hal tersebut sampai tahun 2014 mendatang TNI akan menambah divisi dan batalion untuk ketiga matra.
Postur dan struktur TNI yang dikembangkan diantaranya Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) akan ditambah satu divisi linud, satu batalion armed, dua brigade infanteri dan dua batalion infanteri. Satuan tempur setingkat brigade dan batalion juga akan dibangun di beberapa Komando Daerah Militer (Kodam).
Di bawah koordinasi TNI AL akan dikembangkan tiga armada kawasan dan tiga pasukan marinir (Pasmar). KASAL Laksamana Suparno mengatakan Armada baru TNI AL berada di Kawasan Tengah (Armateng) yang dibentuk guna melengkapi armada kawasan timur (Armatim) dan barat (Armabar). Pembentukan armada baru ini bertujuan agar alutsista lebih merata. Sedangkan pelaksanaan pembentukan armada akan dilakukan bertahap.
Tak ketinggalan, TNI AU juga akan membentuk empat skadron baru yang diperkuat berbagai pesawat dan helikopter serta tiga satuan radar. "Akan ada tiga detasemen khusus pasukan khas (paskhas) dan pembentukan beberapa pangkalan udara (Lanud)," kata Panglima Agus.
Kapal Selam U-209 Berteknologi U-214
Menyoal tentang kapal selam baru TNI AL, ditempat yang sama KASAL Laksamana TNI Soeparno mengatakan pengadaan kapal nantinya dalam bentuk joint production dengan DSME Korsel. Kapal selam yang dipesan sudah mengaplikasi teknologi canggih. "TNI AL minta teknologi kapal selam kelas U-209 yang dipesan dipadukan dengan sistem persenjataan kelas U-214," ungkapnya. KASAL juga menambahkan, Indonesia saat ini telah memiliki kapal selam U-209 berbobot 1.300 ton dan yang baru nantinya akan berbobot 1.500 ton.
KASAL menuturkan, kemampuan industri perkapalan nasional saat ini belum mampu membangun kapal selam. Karena pengadaan dilakukan dalam bentuk kerja sama joint production, tiga kapal selam tersebut akan dilakukan bersama di industri perkapalan kedua negara.
"Pembangunan kapal selam pertama dilakukan di Korea beserta para ahli dari Indonesia untuk mempelajari teknologi pembuatannya. Yang kedua separuh-separuh oleh kedua negara, dan yang ketiga baru di bangun di Indonesia," jelas KSAL.
KASAL mengatakan, biaya pembangunan tiga kapal selam ini menghabiskan dana Rp.9,5 triliun. Kapal selam ini menjadi prioritas TNI AL setelah pengadaannya terlambat 2-3 tahun. Untuk itu TNI AL minta pengadaan kapal Selam tersebut dipercepat dari jadwal yang telah ditetapkan 2,5 tahun.
Sumber : TEMPOINTERAKTIF/JURNAS
No comments:
Post a Comment